waow saya pertama kali membaca artikel tentang 5 anak ini saya jadi semangat untuk belajar menjadi sukses tetapi saya suksesnya menuju ke cita-cita bukan yang ke negatif dan saya akan membahas tentang orang indonesia tersukses
Anak-anak Indonesia pernah meraih penghargaan tertinggi di
dunia dalam bidang fisika, yakni menjadi juara Olimpiade Fisika
Internasional 2006 di Singapura. Kisah perjuangan dan semangat mereka
yang ditopang oleh prinsip MESTAKUNG inilah yang kemudian diangkat ke
layar lebar oleh Mizan Productions bekerjasama dengan Falcon Pictures
menjadi sebuah film berjudul “seMESTA menduKUNG” agar dapat menyemangati
dan menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya untuk menyusul langkah
sukses mereka di kancah dunia. Sebagai penghargaan rezasetyawan kepada generasi terbaik bangsa itu, berikut ini rezasetyawan ukir nama mereka dalam “5 Anak Indonesia Tersukses di Olimpiade Sains Dunia”.
Jonathan Pradana Mailoa. Dialah sang peraih The Absolute Winne
di Olimpiade Fisika International ke-37 yang diselenggarakan di
Singapura. Mengalahkan 385 siswa terbaik dunia dari 84 negara. Wow!
Prestasi yang luar biasa. Seluruh dunia mengakui kehebatannya dalam ilmu
Fisika. Namun, remaja kelahiran Jakarta, 20 September
1989 ini justru terlihat malu-malu menanggapinya. Berulangkali pelajar
SMAK 1 BPK Penabur Jakarta ini mengatakan bahwa prestasinya hanyalah
sebuah kebetulan. “Aku pikir jika semua siswa di Indonesia belajar
intensif seperti di TOFI, mereka pasti bisa meraih prestasi seperti
diriku,” ujarnya merendah. Didikan untuk bersikap rendah hati memang
sangat ditekankan oleh orang tuanya, Edhi Mailoa dan Sherlie Darmawan.
Kini, dengan prestasi yang disandangnya, Jonathan mengakui ingin
mengejar ketertinggalannya di sekolah sebelum nanti melanjutkan kuliah.
Kemilau kemenangan rupanya tak membuat pencinta komik dan pengagum
Andrea Corr ini tergila-gila ingin mengulang kembali kejayaannya. “Ingin memberikan kesempatan pada yang lain,“ jawabnya sambil tersenyum kecil. Juara sejati memang hanya muncul sekali!

M. Firmansyah Kasim.
Firman memang anggota termuda di TOFI. Namun, siapa yang menyangka
justru siswa SMP Islam Athirah ini sudah dua kali mengikuti olimpiade
internasional mewakili Indonesia. Perawakannya yang kecil dan santai
rupanya menyembunyikan semangatnya yang tak patah arang. Setiap saat
bungsu dari empat bersaudara ini terus mengasah kemampuannya. Indonesia
pantas berharap ABG kelahiran Makassar, 26 Oktober 1991 ini pasti mampu
meraih prestasi yang lebih baik. Loyalitas “sang mutiara timur” ini
memang sudah teruji. Calon fisikawan sukses yang sempat bercita-cita
menajdi detektif seperti tokoh komik Detektif Conan ini, bahkan
merelakan waktu bermainnya demi mengikuti bimbingan intensif TOFI.
Hasilnya? Sudah terbukti, kan?
Andy Octavian Latief.
Bocah kelahiran Pamekasan, 3 Oktober 1988 ini tak hanya dielu-elukan
oleh seluruh rakyat Indonesia, tapi terlebih lagi oleh seluruh warga di
tanah kelahirannya. Keberhasilannya meraih emas di Olimpiade Fisika
Internasional ke-37 di Singapura bak siraman air hujan di tengah
kekeringan daerah asal karapan sapi itu. Siapa yang menyangka bahwa
salah satu pengharum nama bangsa ditujukan pada siswa SMAN 1 Pamekasan
ini. Namun semua pujian yang dilontarkannya tak mampu menggoyahkan
nasionalismenya untuk tetap berkuliah di tanah air. “Kualitas universitas luar negeri dan dalam negeri sama saja,” jawabnya mantap.
Pangus Ho.
Semua teman-temannya pasti akan menjawab bahwa bungsu dari tiga
bersaudara ini sangat percaya diri. Namun sikapnya itu tak berarti
sombong. Langsung menyabet emas di Olimpiade Fisika Asia di Almaty,
Kazakhstan dan Olimpiade Fisika Internasional di Singapura ternyata tak
membuatnya puas. Siswa SMAN 3 BPK Penabur Jakarta ini masih ingin
berkompetisi di ajang internasional. Sedangkan di sisi lain, justru
putra pasangan Hasyim Abidin Ho dan Sianita Tanto ini, tak berminat
mengambil beasiswa di Singapura. “Saya tidak suka belajar di Singapura. Kondisinya sangat stres, tidak ada kebebasan, tidak enak.” Rupanya dengan pola pikir yang tidak neko-neko itu, pengagum Charlotte Church ini menjalani hidupnya untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses. Good luck, Pangus!
Irwan Ade Putra.
Satu-satunya peserta TOFI dari luar Jawa adalah Irwan. Pelajar SMAN 1
Pekanbaru ini rupanya termotivasi mengangkat pamor Riau di ajang
internasional. Dua kali meraih emas di AphO Kazakhstan dan Ipho
Singapura, tetap menjaga kecintaanya terhadap keluarga terutama ibunya. “Biarpun laki-laki, aku paling sering curhat sama mama, lho!”,
katanya. Walau belum terpikir hendak jadi apa kelak, sulung dua
bersaudara dari pasangan Tjen Leng dan Le Hwa ini mengaku ingin kuliah
di luar negeri. Seperti apa sepak terjangnya kelak? Kita tunggu saja
nanti!